The Real Boarding School

The Real Boarding School

DIRINTIS sejak tahun 2013, SMP Islam Andalusia berkembang cukup pesat. Lihat misalnya, bagaimana sekolah di bawah Yayasan Al Anwar Al Hisyamiyyah tersebut sudah memiliki sekitar 512 siswa. Kelas VII sebanyak 9 (sembilan) kelas, kelas VIII 5 (lima) kelas dan kelas IX ada 3 (tiga) kelas. Tidak hanya itu, jenjang SMA juga sudah dirintis sejak 2015 dengan nama sama SMA Islam Andalusia Kebasen.

“Jika Anda ingin tahu, apa itu SMP Islam Andalusia, lihat visinya. Kami jadikan betul visi sebagai pedoman teknis berjalannya sekolah, bukan normatif. Yakni, terwujudnya insan berakhlakul karimah, unggul dalam khazanah keilmuan Islam, modern dan berwawasan kebangsaan,” Kepala SMP Islam Andalusia, Drs. H. Dayono MM menjelaskan.

Visi adalah kerangka berfikir sekaligus rule of the game bagaimana sekolah di kompleks Ponpes At Taujieh Al Islamiy 2 tersebut dijalankan. Dayono menggarisbawahi, salah satu kunci SMP Islam Andalusia bisa melakukan akselerasi atau percepatan, khususnya jumlah siswa adalah kepercayaan masyarakat. Dimana, kepercayaan itu lahir salah satu faktornya keberadaan KH Zuhrul Anam Hisyam atau Gus Anam sebagai founder (pendiri).

“Kami sebut SMP Islam Andalusia ini the real boarding school, benar-benar sekolah berasrama dalam arti esensial, bukan hanya slogan.   Kami memiliki tugas fungsi berbeda tapi saling sinergi, support dan koordinatif antara sekolah dan pesantren,” kata Dayono yang berdomisili di Kembaran, Banyumas tersebut.

Dengan demikian, tujuan pendidikan menjadi mudah diraih dan dievaluasi karena parameter yang jelas. Akhlakul karimah contohnya, tidak bisa sekedar soal salaman dan cium tangan dengan guru ketika datang ke sekolah. Akan tetapi, pembiasaan (habit) disiplin, beretika atau sopan santun yang dijaga selama kurang lebih 24 jam.

“Perilaku baik (akhlakul karimah) menurut kami kuncinya pada kebiasaan. Jadi kita dorong dan buat sistem bagaimana agar anak-anak terbiasa berbuat baik. Disiplin, bangun tahajud, jamaah subuh, wiridan, kemudian dluha berjamaah dan seterusnya, ini pembangunan karakter,” imbuh pria yang pernah menjabat Kepala SMAN 2 Purwokerto tersebut.

Modern, kata Dayono tentu diartikan dengan responsif dengan perkembangan zaman. Pendidik, katanya, merupakan tenaga-tenaga muda. Menguasai IT, kreatif, dan tidak berhenti belajar. Maka, ketika ada kesempatan diklat dan sebangsanya, SMP Islam Andalusia berusaha untuk mengirimkan tenaga pendidik. “Modern pada anak itu kita mulai dari tenaga pendidik yang up to date,” katanya.

Adapun pada titik ‘berwawasan kebangsaan’ sederhananya adalah penanaman cinta tanah air. Secara praktis keseheraian, siswa-siswi SMP Islam Andalusia begitu terlatih oleh keadaan. Dari asal daerah misalnya, anak-anak sudah berhubungan dengan latar belakang berbeda. Baik itu latar belakang ekonomi, budaya, sosial juga kadar pengetahuan keagamaan beragam. Yang terlihat paling sederhana, cinta tanah air itu misalnya upacara bendera.

“Bicara bergaul dengan orang berbeda, berlatih berselisih, kemudian menjadi dewasa menurut kami itu praktik wawasan kebangsaan. Dimana, Indonesia ini dibangun dengan kerangka yang serba berbeda tapi bisa menyatu,” paparnya.

Sementara pada bagian ‘unggul dalam khazanah keilmuan Islam’, peran Ponpes At Taujieh Al Islamiy 2 melalui lembaga madrasah diniyyah (madin) mengambil peran. Konsep jelas itu terlihat dari target yang dipasang, siswa menguasai gramatikal bahasa Arab. Jalurnya, mulai dari hafal jurumiyyah, imriti, nadhom maqsud, dan sekurang-kurangnya hafal 250 bait Alfiyah Ibn Malik.

“Di bawah komandao langsung Gus Anam, penguasaan ilmu agama siswa juga dalam pantauan ketat. Salah satunya bisa dilihat saat muhafadzoh tampil di Chaflah Akhirissanah rutin tahunan. Itu tidak hanya hafal bait, tapi juga didorong penguasaan ilmunya,” kata Dayono mencontohkan.

Pada sisi yang lain, SMP Islam Andalusia juga berperan aktif mengikuti beragam ajang di semua tingkatan. Baik ajang lomba keagamaan, olimpiade sains dan sebagainya. Tenaga pendidik, dari totoal SDM yang dimiliki sekolah sekitar 31 orang, juga terus update. Tidak terkecuali update ilmu agama, selain karena berasal dari kampus umum, juga agar guru tidak kalah dengan siswa yang memang lebih njungkung sinau agama.

Inspirasi Andalusia


Nama ‘Andalusia’ bisa jadi asing bagi sebagian orang. Tetapi, tidak bagi mereka yang pernah belajar sejarah kebudayaan Islam. Minimal pernah dengar, ‘Andalusia’. Secara eksplisit nama tersebut adalah masukan Mbah KH Maimoen Zubair atau karib dikenal Mbah Moen. Salah satu kiai kharismatik nan sepuh yang dimiliki Indonesia saat ini, sekaligus Pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Andalusia adalah salah satu wilayah di Spanyol yang merupakan lambang kejayaan Islam sekitar abad ke 12 M dalam bidang intelektual. Ghirah (semangat intelektual) para pemikir besar lahir pada zaman itu. Sebut misalnya Ibnu Rusyd dalam ilmu filsafat, Abas Ibnu Famas untuk ilmu kimia dan astronomi.

Sementara untuk sejarah dan geografi ada sederet nama Ibnu Jubair dari Valencia, Ibnu Batutah dari Tangier, Ibnu Kholdun dari Tunis, Abu Hayyan, Abu Ja’far, Ibnu ad Dhoi dan Ibnu Al Hajj. Yang tidak kalah fenomenal Muhammad Ibnu Abdillah Ibnu Malik dengan karya fenomenal ‘Alfiyah Ibn Malik’ yang menjadi materi ajar wajib nyaris di seluruh pesantren di Indonesia khususnya.

Itulah, kemudian Andalusia menjadi tepat dengan visi misi dasar yang diletakkan founder, KH Zuhrul Anam mendirikan lembaga pendidikan; sekolah yang berasrama. Tujuannya jelas, kelak lahir generasi muda Nusantara yang memiliki ilmu luas, berwawasan modern, dan memiliki semangat kebangsaan kuat.

Bupati Banyumas, Ir H Achmad Husein dalam sebuah kesempatan mendukung penuh keberadaan SMP Islam Andalusia. “Saya sangat mendukung. Salah satunya, saya tugaskan salah satu kepala sekolah terbaik yang dimiliki Banyumas, Pak Dayono untuk bangun SMP Islam Andalusia,” katanya ketika memberikan sambutan.(djito el fateh)

Kegiatan Harian Siswa-Siswi SMP/SMA Islam Andalusia


Waktu Kegiatan
03.30 : Bangun tidur
03.45 : Tahajud, subuh, wiridan
06.15 : Persiapan sekolah dan sarapan
07.00 : Dhuha dan tadarus
07.30 : Sekolah
12.15 : Istirahat, makansiang, jamaah
13.30 : Madrasah Diniyyah
16.00 : Jamaah Ashar
16.30 : Istirahat, makan sore
17.45 : Jamaah maghrib, wiridan, isya
19.15 : Pengembangan bahasa Arab
20.00 : Belajar
22.00 : Istirahat